Selasa, 18 Oktober 2022

Senyumu Keutamaan Bagiku

Puisi baper


Senyumu adalah keutamaan bagiku 

Jadi,

Tolong jangan sekali-kali kau membuang senyumu terlalu jauh 

Karena aku tau aku pasti tidak mampu 

Jika kau membuang senyumu terlalu jauh

Selalu tersenyumlah padaku 

Karena itu adalah kebahagiaan terindah untuku 

Akan ku lakukan apapun agar kau tersenyum 

Apapun,

Akan aku lakukan.



Coretan malam ~ Ardi Mukti












MEMAKNAI KEBAHAGIAAN MENURUT PLATO

 Makna Kebahagiaan



Pada dasarnya setiap orang ingin bahagia. Namun tidak setiap orang bisa melihat bahwa kebahagiaan berbeda dengan kesenangan. ada orang yang memaknai kebahagiaan dengan terpenuhinya hasrat-hasrat duniawi. Ada yang memaknai kebahagiaan dengan kekayaan, reputasi yang baik dan mampu berkeliling dunia. Padahal mereka justru berjarak dari kebahagiaan mereka kehilangan makna hidup yang sejati.

Jika anda memaknai kebahagiaan dengan hal-hal yang sifatnya duniawi maka anda hanya akan menjadi manusia yang narsistik atau senang kemewahan. Anda menjadi manusia yang egois karena mengejar kepuasan dan memikirkan diri anda sendiri.

Kebahagiaan dan kebaikan memang subjektif, tergantung siapa dan bagaimana seseorang memandangnya. Ada yang memandang kesehatan adalah kebahagiaan dan kesenangan, ada juga yang memandang kekayaan adalah kebahagiaan. Setiap orang memiliki tujuan masing-masing, namun secara objektif walaupun tujuan anda berbeda dengan yang lain namun pada akhirnya tujuan anda sama yaitu ingin "baik" dan "bahagia". Apalagi menurut Plato, kebaikan tertinggi adalah "kebahagiaan".

Plato secara rinci menjelaskan bahwa kebahagiaan adalah gabungan yang seimbang dari unsur-unsur Epithumia, Thumos, dan, logistikon.

    Epithumia adalah nafsu-nafsu primitif yang harus segera terpenuhi

Misalnya : nafsu seks, makan, minum dan uang menurut Plato, nafsu tersebut berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Tetapi manusia  bisa menjadi tidak sehat jika hanya mengejar nafsu-nafsu tersebut tanpa mengenal rasa puas

   Thumos adalah kesenangan yang berada di bagian leher dan dada. Hal ini merujuk pada afektivitas, rasa, semangat, dan agresifitas.

Misalnya : rasa cinta, ingin diakui, ingin dihargai, dan ingin mendapat pujian.

   Logistikon atau logika merupakan faktor yang paling penting.menurut Plato, logika ibarat sais kereta kuda yang lihai dan mampu untuk mengatur ephithumia (kuda hitam) dan thumos (kuda putih) agar bisa berjalan bersama mencapai tujuan. Logistikon berada di bagian paling atas dari tubuh manusia, yaitu kepala.


Plato mengajak kita untuk merenung dan bertindak dengan logika untuk mencapai kebahagiaan. karena logika mampu melaraskan perasaan dan nafsu primitif untuk menjadikan anda manusia seutuhnya.

Menurut Plato, tujuan manusia adalah mencapai kehidupan yang senang dan bahagia. Akan tetapi bukan hanya di duniawi namun di dua dunia, yaitu inderawi dan ide. Dan dunia yang sesungguhnya adalah dunia ide.

Maka dari itu lakukan sesuatu dengan logika atau ide agar semua berjalan selaras dan tetap di jalan sehat.

Senin, 23 Maret 2020


MACAM-MACAM ANGIN DAN AWAN DALAM AL-QUR’AN



  Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angina bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Tekanan udara disemua tempat tidak sama.
  Awan adalah massa yang dapat dilihat dari tetesanu air atau Kristal beku tergantung di admosfer di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain. Awan juga massa massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yng disebut awan antarbintng dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu cabang meteorologi.

A. MACAM-MACAM ANGIN DALAM AL-QUR’AN
 Macam-macam Angin dalam Al-Qur′an Mencermati penyebutan kata angin (rī/riyā) dalam Al-Qur'an, maka kita dapat mengklasifikasikan macam-macam angin dilihat dari kekuatan dan kecepatannya sebagai berikut:

1. Ar-riyā as-sākinah (Angin tenang/reda) Gerakan angin jenis ini sangat tenang sehingga asap yang keluar dari cerobong pabrik tetap tegak jika bertemu dengan angin jenis ini, karena kekuatannya hanya 0 – 1 km/jam. Oleh karena itu, angin jenis ini tidak membuat riak-riak di permukaan air dan tidak dapat menggerakkan perahu/kapal layar; laut pun tetap tenang dan kapal-kapal pun tetap bergeming, sebagaimana firman Allah dalam Surah asy-Syūrā/42: 33:

Jika Dia menghendaki, Dia akan menghentikan angin, sehingga jadilah (kapal-kapal) itu terhenti di permukaan laut. (asySyūrā/42: 33)


2. Ar-riyā ayyibah (Angin baik/sedang) Kecepatan dan kekuatan angin jenis ini berkisar antara 1,6 sampai dengan 40 km/jam. Jenis angin ini dapat membuat daun-daun, ranting-ranting, dan dahan-dahan bergerak. Pada batasan kecepatan maksimalnya (40 km/jam), angin jenis ini dapat menggerakkan pohon-pohon sehingga kapal layar dapat bergerak yang menimbulkan rasa senang dan gembira manusia sebagaimana firman Allah subānahu wa ta‘ālā:

Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya) 164 Eksistensi Awan dan Angin dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya. (Yūnus/10: 22)


3. Ar-riyā asy-syadīdah (Angin keras/ribut) Kecepatan dan kekuatan angin ini berkisar antara 40 – 50 km/jam yang dapat mematahkan dahan-dahan pepohonan dan mengeluarkan suara angin seperti siul. Angin jenis ini menimbulkan ombak besar di lautan yang membuat cemas mereka yang sedang berada di dalam bahtera. Allah subhānau wa ta‘ālā berfirman:

Tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya). (Yūnus/10: 22)


4. Ar-riyāh al-basiha (Angin badai) Angin badai ini bergerak dengan kecepatan yang mencapai 80 km/jam sehingga membuat tumbang pohon-pohon, batu-batu kerikil beterbangan, dan sulit untuk melawan arah saat kita berjalan. Allah subsānahu wa ta‘ālā berfirman:

Maka apakah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan membenamkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? (al-Isrā′/17: 68)


5. As sarsar (Angin badai hebat) Angin badai ini bergerak dengan kecepatan yang mencapai 90 km/jam yang dapat menghancurkan pohon-pohon besar sehingga dampak yang ditimbulkannya lebih hebat dari angin badai sebelumnya, dan disertai dengan suaragemuruh yang menakutkan. Allah subānahu wa ta‘ālā berfirman:

Maka Kami tiupkan angin yang sangat bergemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami ingin agar mereka itu merasakan siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia. (Fussilat/41: 16)

6. Al-qāsifah (Angin badai super hebat) Angin badai ini bergerak dengan kecepatan yang mencapai 100 km/jam yang dapat menghancurkan rumah-rumah dan menenggelamkan kapal-kapal yang tengah berlayar, sebagaimana firman Allah subānahu wa ta‘ālā:
Ataukah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan mengembalikan kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia tiupkan angin topan kepada kamu dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu? (al-Isrā′/17: 69)

7. As-sarsar al-‘ātiyah (Angin topan) Angin Topan ini memiliki kekuatan kecepatan bergerak sampai 120 km/jam yang dapat meluluhlantakkan kota dan membunuh penduduknya sebagaimana terjadi pada kaum ‘Ād. Allah subānahu wa ta‘ālā berfirman:
Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (al-Hāqqah/69: 6-8)

8. Al-a‘sāīr (Angin topan hebat) Angin yang sangat dahsyat ini memiliki kekuatan destruktif karena bisa berlangsung selama beberapa minggu dan memiliki tiga ciri: kekuatan angin bisa mencapai 500 km/jam, disertai curah hujan yang amat lebat, dan ombak laut menggunung dan menghantam pantai. Dalam kondisi tertentu, angin topan jenis ini memiliki belati seperti halnya Tornado dan dapat membakar benda-benda yang mengenainya. Inilah yang diisyaratkan Al-Qur′an dalam Surah al-Baqarah/2: 266:
Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar.(al-Baqarah/2: 266)

B. MACAM-MACAM AWAN DALAM AL-QURAN
  Macam-macam Awan Mengenai bentuk dan macam-macam awan, para ahli meteorologi telah merumuskan bahwa awan terbagi kepada dua kategori:
1. Awan membentang-horizontal (as-suhub al-basāiyyah almumtaddah ufuqiyyan) yang mencakup beberapa jenis awan, yaitu sirus, sirokumulus, altokumulus, altostratus, stratus, dan stratokumulus.
2. Awan bergumpal-vertikal (as-suub ar-rukkāmiyyah almumtaddah ra‘siyyan). Kategori awan ini mencakup beberapa jenis, yaitu: kumulonimbus, kumulus, dan nimbostratus.

  Awan kumulus tidak bertahan lama. Apabila angin kuat yang mengandung udara lembab bergerak ke atas, ia akan membentuk awan kumulonimbus yang membawa hujan lebat, petir, dan guruh. Awan jenis ini kadangkala mempunyai bagian atas dan bawah. Jika angin bertiup kencang, bagian atas akan membentuk satu lapisan awan yang disebut sebagai stratokumulus. Kecuali kumulonimbus, nimbostratus termasuk jenis awan yang ditakuti oleh manusia karena menyebabkan hujan untuk jangka waktu yang lama dan kerap menyebabkan bencana longsor dan banjir yang lambat surut.
Hujan akan terjadi ketika kumpulan uap air atau kristal es menjadi cukup berat dalam gumpalan awan dan udara tidak mampu lagi untuk menahannya jatuh ke bumi. Fenomena ini dapat diklasifikasikan kepada dua kategori:
a. bentuk cair yang mengakibatkan hujan dan gerimis
b. kristal-kristal es yang menjadi sebab turunnya salju, hujan beku (freezing rain), dan hujan batu (hail). Hujan beku adalah air hujan yang akan membeku apabila jatuh ke bumi, sementara hujan batu terdiri dari bulir-bulir es yang mungkin mencapai seukuran bola golf. Kedua jenis hujan ini dapat mengakibatkan kemusnahan pada tanaman ladang, menumbangkan pepohonan, serta merusak atap rumah.
Jika demikian halnya macam-macam awan dan hubungannya dengan fenomena hujan dalam tinjauan sains modern, Al-Qur'an sesungguhnya telah menyitir hal ini jauh sebelum sains modern merumuskannya.
Mengutip Harun Yahya dalam situs khususnya, seperti yang dijelaskan oleh sains modern di atas, pembentukan hujan sebenarnya terjadi dalam tiga tahap.
Pertama, pembentukan angin
kedua, pembentukan awan
ketiga, turunnya hujan. Yang tercantum di dalam Al-Qur′an tentang pembentukan hujan sangatlah sesuai dengan penemuan ini, yaitu firman Allah subānahu wa ta‘ālā:
Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hambahamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira. (arRūm/30: 48)

Tahap pertama, "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
  Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terusmenerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfer. Partikelpartikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

Tahap kedua, “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."
  Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
Tahap ketiga, "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."
  Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.